Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 19 Desember 2014

role playing dalam pembelajaran sejarah

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembelajaran yang bermakna tentu saja didukung oleh berbagai factor. Pengiring salah satunya yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran mengandung tiga fungsi yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat mencapai tujuan. Sebagai alat motivasi ekstrinsik metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang didapat membangkitkan semangat seseorang. Sebagi strategi pembelajaran metode berfungsi sebagai alat mengajar untuk mencapai tujuan pembelajran yang efektif dan efisien dan sebagai alat mencapai tujuan metode berfungsi sebagai sarana untuk dapat mencapai tujuan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 83)
Metode pembelajaran memegang peran penting dalam rangkaian sistem pembelajaran. Maka dari itu, diperlukan kecerdasan dan kemahiran guru dalam memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode yang kurang tepat menjadikan pembelajaran tidak efektif dan kosong. Pembelajran menjadi kegiatan harian yang tidak memiliki jiwa dan semangat. Kurangnya kecerdasan guru dalam memilih metode yang tepat dapat berdampak pada ketidaktercapainya tujuan pembelajaran baik secara khusus per bidang maupun tujuan pendidikan secara nasional.
Metode Role Play dapat menjadi sebuah metode alternatif dalam semua mata pelajaran sosial dan memberikan sebuah nuansa baru dalam pembelajaran yang cenderung konvensional. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) penggunaan metode Role Play dapat menghidupkan suasana pembelajaran dan menumbuhkan semangat dan kepekaan siswa terhadap lingkungan dan sesama, mengingat bahwa inti dari pembelajran IPS adalah manusia dan lingkungan.
Penggunaan metode Role Play tidak saja memberdayakan siswa sebagai subjek sekaligus objek pembelajaran tetapi juga dapat memicu kreativitas guru sebagai fasilitator dan tutor dalam pembelajran. Guru perlu memahami materi dan mempersiapkan instrumen yang tepat bagi siswa dalam pelaksanaan Role Playing. Guru tidak hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber belajar tetapi kemampuan untuk merancang percakapan dialog, dan suasana yang tepat agar Role Playing dapat berlangsung sempurna. Tugas guru tidaklah mudah. Maka dari itu dalam kenyataan dilapangan kita seringkali menemukan bahwa banyak guru menjadi tidak kreatif dan hanya mengajar dengan seadanya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah yang telah diambil antara lain :
• Apa sajakah yang menjadi ciri-ciri dari metode Role Playing ?
• Bagaimanakah langkah-langkah penerapan metode Role Playing tersebut ?
• Apa sajakah kelemahan dan kelebihan dari metode Role Playing ?
• Bagaimanakah implementasi metode Role Playing tersebut dalam pembelajaran sejarah

3. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
 Mengetahui ciri-ciri dari metode pembelajaran Role Playing
 Mengetahui langkah-langkah penerapan metode Role Playing
 Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari metode Role Playing
 Serta untuk mengetahui implementasi metode Role Playing dalam pembelajaran sejarah

4. Manfaat
o Bagi tim penulis, sebagai referensi dan penamabah ilmu pengetahuan agar penulis dapat lebih mengembangkan model pembelajaran pembelajaran di sekolah kelak.
o Bagi mahasiswa ,diharapkan mampu menjadi bahan referensi untuk pengambagan media dan model pembelajaran dengan merujuk pada makalah ini.
o Bagi masyarakat, untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya dalam memilih pembelajaran dan menyajikan materi pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ciri Ciri
Sedangkan ciri-ciri metode pembelajaran bermain peran adalah sebagai berikut :
a. Siswa dalam kelompok bermain menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang maupun rendah. jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

2. Langkah – Langkah Penerapan
Langkah-langkah penerapanya adalah sebagai berikut :
a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
b) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar..
c) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
f) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
g) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
j) Evaluasi.
k) Penutup.

3. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang sempurna,semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role Playing dalam dalam cakupan cara dalam prooses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan.
Sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Keunggulan Kelemahan
• Peran yang ditampilkan peserta didik dengan menarik akan segera mendapat perhatian peserta didik lainya • Kemungkinan ada peserta didik yang tidak menyukai role playing
• Teknik ini baig digunakan dalam kelompok atau besar maupun kelompok kecil • Lebih menekankan terhadap masalah daripada terhadp peran
• Dapat membantu peserta didik untuk memahami pengalaman orang lain yang melakukan peran • Mungkin akan terjadi kesulitan dan penyesuaian diri terhadap peran yang harus dilakukan
• Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami situasi serta memikirkan maslah yang terjadi dalam role playing • Mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memerankan sesuatu dalam kegiatan belajar ini.
• Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berperan dalam menghadapi masalah • Role Playing terbatas pada beberapa kegiatan situasi belajar.

4. Implementasi dalam Pembelajaran Sejarah
Sejarah merupakan suatu pelajaran yang menguak tentang cerita masa lalu yang tidak dapat terulang. Oleh karena itu saat ini menjadi sulit bagi siswa yang belum pernah mengenal materi sejarah lebih jauh untuk mengetahui tentang sejarah lebih banyak, bagi guru kesulitan yang paling dirasakan adalah untuk menjelaskan dan memberikan pengambaran dan penananman imajinasi tentang suatu kejadian sejarah agar siswa mampu membayangakan terbawa di masa lalu ketika guru memberikan materi apalagi sebelum adanya alat bantu atau media bantu modern bagi guru dalam proses pembelajaranya tetapi dewasa ini semua itu sudah dapat diatasi dengan munculnya beberapa metode – metode pembelajaran yang saat ini sudah banyak vanyak dikembangakna disekolah sekolah baik yang bertaraf international, negeri, dan swasta digunakan guru. Meskipun terkadang metode tersebut juga sulit di terapkan di kelas terutama jika guru tidak mengenal fungsi pembelajaranya dan siswa yang baru mengenal metode itu pasti sulit untuk dijalankan. Tetapi untuk sejarah salah satu metode yaitu role playing dianggap sudah mampu untuk memeberikan pengambaran tentang materi yang diberikan
Berikut Penerapan dan Pengembangan Model Pembelajaan Role Playing dalam Pembelajaran Sejarah:
Siswa berperan dalam Role Playing dengan tema “Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”
a. Tahap pertama:
o Menghangatkan situasi kelas, mengidentifikasi atau memperkenalkan masalah
o Menjelaskan masalah, menafsirkan masalah dalam cerita dan menulusuri isu. Menjelaskan role playing.
b. Tahap kedua:
o Guru memandu siswa untuk memilih partisipan Menganalisis peran. Memilih pemain peran untuk memerankan tokoh
o Guru memotivasi peserta didik untuk menghayati peran dan membangkitkan rasa empati bagi pengamat (peserta lain) menghargai tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan.
o Siswa berperan sebagai tokoh yang bersikap: pantang menyerah, semangat untuk meraiih cita-cita.
c. Tahap ketiga: mensetting pentas
o Mengatur rangkaian tindakan. Merekapitulasi peran. Mendalami situasi-situasi problematic.
d. Tahap keempat: menyiapkan peneliti
o Mempersiapkan apa yang akan dicari. Menugaskan observasi9
e. Tahap kelima
o Memerankan tokoh-tokoh penting dan peran- nya dalam peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia.
o Memulai permainan peran.
o Mengukuhkan permainan peran.
o Menghentikan permainan peran.
f. Tahap keenam: diskusi dan evaluasi
o Mereview tindakan dalam role play (peristiwa, posisi, dan realisme)
o Mendiskusikan focus utama.
o Mengembangkan pemeran selanjutnya. siswa siswa dapat memberi contoh semangat untuk meraih cita-cita. Misalnya bagaimana usaha mempertahankan kemerdekaan, memberi contoh cinta tanah air dengan menjaga keamanan lingkungan sekitar dimana mereka tinggal.
g. Tahap ketujuh: memerankan kembali
o Memainkan peran yang telah diubah.
o Guru menyarankan langkah-langkah selanjutnya atau alternative-alternatif perilaku.
h. Tahap kedelapan: mendiskusikan dan mengevaluasi kembali
o Sebagaimana dalam tahap enam tentang proses kebangkitan nasional, bagaimana usaha persiapan kemerdekaan, arti penting proklamasi kemerdekaan bagi bangsa indonesia, mengenal tokoh-tokoh penting dan perannya
o Dalam peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia, setting tempat terselenggaranya proklamasi kemerdekaan indonesia, manfaat proklamasi kemerdekaan indonesia, bagaimana menghargai tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan, bersikap: pantang menyerah, semangat untuk meraiih cita-cita. cinta tanah air dengan menjaga keamanan lingkungan mempertahankan Negara0 Kesatuan Republik Indonesia, dan bersikap persatuan dengan menjalin persahabatan
i. Tahap kesembilan:
o berbagi dan mengembangkan pengalaman,
o menghubungkan situasi permasalahan dengan pengalaman yang sebenarnya terjadi dan masalah-masalah mutakhir dan menelusuri prinsip secara umum. proses kebangkitan nasional, bagaimana usaha persiapan kemerdekaan, arti penting proklamasi kemerdekaan bagi bangsa indonesia, mengenal tokoh-tokoh penting dan peran- nya dalam peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia, setting tempat terselenggaranya proklamasi kemerdekaan indonesia, manfaat proklamasi kemerdekaan indonesia, bagaimana menghargai tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan, bersikap: pantang menyerah, semangat untuk meraiih cita-cita. cinta tanah air dengan menjaga keamanan lingkungan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bersikap persatuan dengan menjalin persahabatan.
o Pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan bersama-sama dari hasil diskusi, melakukan tes / pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas dan memberikan tugas individual.
Kemudian teknik ini dapat digunakan apabila terdapat ketercukupan waktu dalam penyelengaraannya jika tidak role play akan menggangu proses situsasi kegiatan belajar. Setelah selesai proses pelaksanaanya diharapkan siswa mampu merangsang pemikiran siswa tentang sejarah dan secara bersama sama menemukan ketepatan, kekurangan, dan pengembangan peran dan karakter siswa terhadap sejarah.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Metode Role Playing adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik.
Dengan adanya model pembelajaran ini mampu membantu guru untuk lebih mengembangakan daya cipta dan kreatifitas guru sehingga dalam pengembangan pembelajarannya lebh mudah diterima oleh siswa. Bagi siswa juga Role Playing yang dalam bentuk dramatisasi ini mampu menyalurkan daya imajinasi siswa dengan itu siswa dituntut untuk cepat memahami materi.
Bagi pembelajaran sejarah role playing juga termasuk modelpembelajaran yang membantu peran guru dalam menyalurkan ilmu pengetahuannya meskipun membutuhkan persiapan yang tidak sedikit tapi role playing sudah mampu dianggap sebagai penyalur daya imajinasi guru dalam mengajar dan juga bagi siswa yang mengikuti juga mampu menyerap apa yang telah di ceritakan guru dalam peranya dalam role playing.
2. Saran – Saran
Diharapkan jika mahasiswa sudah mengerti tentang Model Pembelajaran Role Playing diharapkan kelak ketika mengajar sudah tidak menemui kesulitan saat memberikan materi pada siswa.
Selain itu, bagi guru juga hdiharapkan mampu menguasai berbagai metode pembelajaran dan bisa memilih metode yang tepat dan sesuai untuk materi yang akan diajarakan. Guru mampu menyesuaikan kondisi lingkungan, memanfaatkan sarana yang tersedia dan menganalisa kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran secara maksimum.

Daftar Pustaka

- Sudjana, S.( 2005 ). Metoda & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Ket: Buku Koleksi Perpustakaan IKIP PGRI Madiun.
- http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-14-role-playing/
- http://edusogem.blogspot.com/2010/11/kelebihan-dan-kekurangan-role-playing.html
- http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/01/penerapan-model-pembelajaran-role.html
- www.g-excess.com/.../pengertian-metode-pembelajaran-role-playing.html
- http://www.ras-eko.co.cc/2011/05/metode-pembelajaran-bermain-peran-role.html
- http://www.penerapan_dan_pengembangan_strategi_pembelajaran_ips_MI_lingkup_materi_essensial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About